Jumat, Desember 20, 2013

Penulisan Kuliah Ekonomi



Rangkuman Penulisan
 Setelah dilakukan beberapa pengujian, maka hasil dari pengujian ini dapat disimpulkan seperti yang tersaji pada tabel di bawah ini:

Variabel Independen (X)
Keputusan Pembelian
Uji t (parsial)
Uji f (Simultan)
Hasil uji hipotesis
Kesimpulan
t hitung

t tabel
f hitung

f tabel
Komunikasi Pribadi
5.316
1.985
-
-
-
Tolak Ho
Berpengaruh
Komunikasi Nonpribadi
1.138
1.985
-
-
-
Terima Ho
Tidak berpengaruh
Simultan
-
-
-
23.347
3.090
Tolak Ho
Berpengaruh

Dapat disimpulkan bahwa saluran komunikasi pribadi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk . Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian yang menunjukkan bahwa nilai t hitung > t tabel (5.316 > 1.985), yang berarti bahwa Ho ditolak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa saluran komunikasi pribadi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk . Koefisien regresi variabel saluran komunikasi pribadi bertanda positif, yaitu sebesar 0.391. Hal ini menunjukkan bahwa saluran komunikasi pribadi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk . Dengan kata lain, apabila perusahaan  meningkatkan pemasaran melalui saluran komunikasi pribadi, maka perusahaan  bisa membuat konsumen tertarik pada produk  dan akhirnya membuat keputusan untuk membeli produk tersebut.
Sedangkan saluran komunikasi nonpribadi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk . Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai t hitung berada diantara – t tabel dan t tabel (–1.985 1.138 1.985) yang berarti bahwa Ho diterima. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa saluran komunikasi nonpribadi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk . Koefisien regresi variabel saluran komunikasi nonpribadi bertanda positif, yaitu sebesar 0.114. Hal ini menunjukkan bahwa saluran komunikasi nonpribadi juga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk .
Untuk pengujian hipotesis secara simultan didapat hasil bahwa saluran komunikasi pribadi dan saluran komunikasi nonpribadi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk . Hal ini dapat dilihat dari nilai f hitung > f tabel (23.347 > 2.975) yang berarti bahwa Ho ditolak.
Nilai diperoleh sebesar 0.570 dan bernilai positif. Nilai tersebut berada diatara 0.40 - 0.599. Jadi, terdapat hubungan yang sedang dan searah antara variabel saluran komunikasi pribadi dan saluran komunikasi nonpribadi terhadap variabel keputusaan pembelian.
Nilai diperoleh sebesar 0.325 atau 32.5%. Hal ini berarti bahwa persentase pengaruh komunikasi pribadi dan komunikasi nonpribadi terhadap keputusan pembelian produk  sebesar sebesar 32.5%. Sedangkan sisanya 67.5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain komunikasi pribadi dan komunikasi nonpribadi.

Kamis, Desember 19, 2013

WIRAUSAHA

WACANA WIRAUSAHA  
            Dalam era modernisasi saat ini, masalah perekonomian di indonesia dari tahun ke tahun semakin kompleks dengan mengaitkan masalah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta masalah sosial. Jumlah penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya dan lahan usaha yang minim membuat masyarakat menjadi resah akan tidak mendapatkan peluang untuk bekerja. Selain itu jumlah angkatan kerja tahun 2013 mencapai 121,2 juta jiwa yang meningkat dari tahun sebelumnya sehingga hal ini dapat menyebabkan tingkat persaingan dalam pencarian kerja semakin ketat dan tidak dapat dipungkiri lagi angka pengangguran, kemiskinan ,kriminalitas dan kesenjangan sosial meningkat tajam. 
Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik (BPS) persentase jumlah wirausaha di Indonesia hanya 1,5% sampai1,6 % saja. Angka yang masih terbilang cukup jauh tertinggal dibandingkan dengan negara lainnya seperti singapura maupun negara lainnya yang tingkat persentase wirausahanya mencapai 10%. Dalam kenyataanya mayoritas masyarakat indonesia cenderung memilih menjadi pegawai yang memperoleh penghasilan yang besar seusai menyelesaikan pendidikannya. Hal tersebut membuktikan bahwa minat masyarakat Indonesia untuk berwirausaha masih  rendah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat masyarakat untuk berwirausaha diantaranya adalah kurangnya semangat berwirausaha, terbatasnya modal, dan takutnya mengalami berbagai macam kegagalan dalam  berwirausaha.
Sebagaimana diamanatkan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia     (UUD RI) 1945 pasal 27 ayat (2): ”Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Tentunya pemerintah sebagai fasilitator penggerak ekonomi rakyat memiliki kewajiban dalam menyediakan lapangan pekerjaan. Salah satu langkah yang dilakukan oleh pemerintah adalah memberikan kesempatan rakyat untuk berwirausaha. Pemerintah menciptakan wirausahawan-wirausahawan baru dengan cara mendidik, membina, dan memberikan kemudahan terhadap akses permodalan secara terukur dan terkendali. Pemerintah membina unit-unit usaha mikro dengan memberikan stimulant untuk mengurus hak paten dengan merek dagang sendiri untuk membuat program pemberian fasilitas kredit usaha mikro dan kecil tanpa agunan kepada masyarakat yang akan memulai berwirausaha maupun yang akan mengembangkan usahanya, Menerapkan kurikulum berbasis kewirausahaan dalam dunia pendidikan. Dari program-program yang telah disebutkan diatas, dapatlah disimpulkan bahwa pemerintah mendukung sepenuhnya masyarakat untuk berwirausaha.
Tidak hanya itu, sebagai wirausawan haruslah dapat melibatkan usaha yang dijalaninya dengan kegiatan sosial untuk dapat maju bersama sehingga dapat membagi pengalaman dan keuntungannya dengan sesama sebagai bentuk bhakti pada negara.Tidak dapat dipungkiri lagi, seiring dengan perkembangan zaman yang semaki maju kemampuan wirausahawan dalam menciptakan suatu produk dengan menggunakan teknologi untuk mengembangkan usahanya menjadi sangat penting. Bem Fe


INFLASI HONGARIA



Hiperinflasi Hungaria 
Hiperinflasi, dalam ilmu ekonomi adalah inflasi yang tidak terkendali, kondisi ketika harga-harga naik begitu cepat dan nilai uang menurun drastis.Secara formal, hiperinflasi terjadi jika tingkat inflasi lebih dari 50% dalam satu bulan..Inflasi biasanya dilaporkan setahun sekali, namun dalam kondisi hiperinflasi, tingkat inflasi dilaporkan dalam interval yang lebih singkat, biasanya satu bulan sekali.Hiperinflasi biasanya muncul ketika adanya peningkatan persediaan uang yang tidak diketahui atau perubahan sistem mata uang secara drastis.Hiperinflasi biasanya dikaitkan dengan perang, despresi ekonomi, dan memanasnya kondisi politik atau sosial suatu negara.
Hungaria mencatatkan diri sebagai negara yang mengalami hiperinflasi terparah sepanjang sejarah yang terjadi pada Agustus 1945 - Juli 1946. Inflasi ini merupakan inflasi terbesar pertama di Hungaria. Tingkat inflasi harian di negara ini mencapai 207 % sehingga membuat harga berubah dua kali lipat setiap 15 jam. Puncak inflasi di Hungaria terjadi pada bulan Juli 1946 dengan tingkat inflasi  41,9 persen triliun.
Ekonomi Hungaria hancur oleh Perang Dunia II.Karena status sebagai warzone, diperkirakan 40 % dari modal saham Hungaria hancur dalam konflik.Sebelumnya, negara ini telah berutang besar untuk memproduksi bahan bakar untuk mendukung upaya perang Jerman, tapi Jerman tidak pernah mau utangnya dibayar dengan barang.
Ketika Hongaria menandatangani perjanjian perdamaian dengan Sekutu pada 1945, ia diperintahkan untuk membayar perbaikan besar Soviet, yang menyumbang 25% - 50 % dari anggaran Hungaria selama episode hiperinflasi negara ini.
Mata uang pengő diperkenalkan di Hungaria setelah Perang Dunia I. Namun karena kondisi negara yang masih belum stabil, dan dimulainya Perang Dunia II, mata uang pengő kehilangan nilainya. Pada tahun 1944, denominasi tertinggi di Hungaria adalah 1.000 pengo. Sedangkan pada akhir tahun 1945, denominasinya adalah 10.000.000 Pengo. Denominasi tertinggi terjadi pada pertengahan tahun 1946 yaitu sebesar 100.000.000.000.000.000.000 Pengo.
Banyak hal yang telah dilakukan pemerintah Hungaria pada saat itu, seperti penarikan pajak, tapi "nilai" pengő terus anjlok hingga puncaknya pada tanggal 31 Juli 1946. Pada tanggal 31 Juli 1946, mata uang pengő dari Hungaria memiliki nilai tukar 460.000.000.000.000.000.000.000.000.000 pengő dengan 1 US Dollar pada waktu itu.
Pada akhirnya, Hungaria  pada 1 Agustus 1946 mengeluarkan mata uang Forint, dengan nilai tukar 1 Forint sama dengan 400.000.000.000.000.000.000.000.000.000 dan 1 USD sama dengan 11,74 Forint.
Ketika Pengo digantikan pada Agustus 1946 oleh Forint, nilai total semua uang kertas yang beredar Hungaria sebesar 1/1000 dari satu dolar AS. Ini adalah kejadian paling parah yang dikenal. Inflasi tercatat memuncak pada 1,3 × 10 16 persen per bulan (harga dua kali lipat setiap 15 jam). Dampak keseluruhan dari hiperinflasi pada 18 Agustus 1946, 4 × 10 29 (empat ratus  quadriliard pada skala panjang yang digunakan di Hongaria, empat ratus Octilion pada skala pendek) Pengo menjadi 1 Forint.
                 Berikut ini adalah nilai tukar 1 USD dengan mata uang Pengo Hungaria:
Currency Exchange (1 USD = X Pengo)
Tanggal
Pengo
1 Januari 1927
5.26
31 Desember 1937
5.40
31 Mar 1941
5.06
30 Juni 1944
33.51
31 Agustus 1945
1 320
31 Oktober 1945
8 200
30 November 1945
108 000
31 Desember 1945
128 000
31 Januari 1946
795 000
31 Maret 1946
1 750 000
30 April 1946
59 000 000 000
(5,9 × 10 10)
31 Mei 1946
42 000 000 000 000 000
(4.2 × 10 16)
31 Jul 1946
460 000 000 000 000 000 000 000 000 000
(4.6 × 10 29)

Kondisi perekonomian di Hungaria dapat dikatakan membaik, terukti dari tingkat inflasi yang menurun. Dalam rentang waktu tahun 1992 sampai dengan 2013, tingkat inflasi harian di Hungaria yang terendah adalah 1,3 persen. Sedangkan tingkat inflasi tertinggi dalam rentang waktu tersebut adalah 3,1 persen.
Berikut ini adalah pergerakan laju inflasi di Hungaria pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013